Melihat iklan kecap merk Sedap, menurut saya
iklan tersebut tidak mendidik. Di iklan tersebut digambarkan seorang
anak yang makan dengan lauk kerupuk yang diolesi dengan kecap sedap.
Terlihat ia begitu lahap sekali makannya. Setelah kecapnya habis ia
berteriak-teriak seperti anak yang tidak dituruti permintaannya. Begitu
ibunya memberikan kecap Sedap ia pun gembira lagi sambil melanjutkan
makan yang terlihat urakan.
Di akhir iklan terdapat kata-kata (sori tepatnya lupa) yang intinya
mengatakan kalau anak hanya mau makan kalau ada kecap sedap.
Tentu saja iklan tersebut mengajarkan
sesuatu yang salah. Anak hanya mau makan kalau ada kecap Sedap. Kalau
kata-kata ini telah tertanam di pikiran anak bisa jadi anak tersebut
benar-benar tidak mau makan kalau tidak ada kecap Sedap. Bagaimana kalau
orang tuanya tidak mampu membeli kecap Sedap?
Memang itu hanya bahasa iklan untuk mencari konsumen. Namun, sebuah
bahasa iklan yang salah juga dapat membentuk budaya yang salah. Beberapa
bahasa iklan telah menjadi tren di masyarakat, sering diucapkan dan
tanpa sadar juga dilakukan.
Hal lainnya yang tidak mendidik ialah cara makan anak yang terlihat
urakan. Hal ini juga bisa membentuk suatu budaya yang salah apalagi bila
sering dilihat oleh anak. Seorang anak biasanya senang menirukan apa
yang mereka lihat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar